Manajemen dalam investasi saham sangat penting dan dapat menunjang kesuksesan pencapaian tujuan keuntungan yang menopang kebutuhan finansial seorang investor atau pemodal. Pengertian derivatif dalam investasi saham akan berfungsi sebagai alat lindung transaksi jual beli saham atas risiko dari aktivitas yang merugikan. Derivatif adalah perjanjian kontrak diantara dua pihak yang mana salah satu pihaknya memiliki kewajiban untuk melakukan aktivitas jual atau beli dari saham atau sekuritas yang menjadi dasarnya dan satu pihak lainnya memiliki hak sebaliknya dalam melakukan aktivitas jual beli saham atau sekuritas yang menjadi dasarnya.
Dalam pengertian derivatif, pasar saham derivatif sangat membantu para investor dan pemodal untuk dengan leluasa melakukan aktivitas jual beli saham dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga turun dan naik dari nilai saham yang berfluktuasi di bursa efek. Jika seseorang memiiki saham fisik dari perusahaan tertentu maka dengan kontrak derivatif investor tersebut bisa melindungi nilai sahamnya yang turun dengan melakukan aksi jual di bursa saham derivatif atas perusahaan yang sama dengan saham fisik yang dimilikinya. Lindung Nilai atau dikenal dengan Hedging merupakan aksi mengambil transaksi berlawanan untuk mengamankan dan mengurangi kerugian dari pergerakan harga yang berlawanan. Derivatif juga bisa menjadi alat spekulatif bagi investor atau pemodal yang belum memilki saham fisik dari perusahaan yang ingin diperjualbelikan di bursa dengan harapan mendapat selisih harga jual-beli dalam jangka pendek hingga jangka panjang dari perkembangan harga saham perusahaan tertentu di bursa efek.
Kebutuhan Manajemen Risiko atas Konsep Derivatif di Investasi Saham
Keuntungan lain dari sistem derivatif adalah jika si pemodal memiliki posisi beli pada saham perusahaan A, saat perusahaan A mengumumkan adanya pembagian keuntungan/dividen maka investor akan mendapatkan hak untuk diberikan persentase keuntungan dari hasil pengumuman dividen tersebut. Konsep derivatif turut menberikan andil dalam menyusun sebuah rencana transaksi dan memperhitungkan manajemen risiko atas transaksi jual beli pada saham perusahaan tertentu.
Alangkah lebih bijak dan strategis jika seorang pemodal untuk selalu memperhitungkan faktor risiko diatas/terlebih dahulu sebelum berharap untuk mendapatkan keuntungan dari hasil transaksi jual beli sahamnya. Untuk mengilustrasikan hubungan antara derivative dengan manajemen risiko pada investasi saham maka bisa digambarkan dengan contoh situasi seperti ini.
Contohnya pada situasi atau kondisi investor, pelaku pasar atau pemodal membeli 100 lembar saham perusahaan A pada tanggal 3 Desember 2015 senilai atau seharga Rp. 100.000 per lembar saham (saham fisik). Saat investor tersebut memiliki dan menyimpan saham perusahaan A selama lebih dari lima tahun dan pada saat mulai mengkhawatirkan perusahaan A tidak bisa mencapai dan memenuhi pendapatan per saham (EPS) dan target pendapatannya menjelang rilis laporan penghasilan tanggal 30 Desember 2020 maka investor tersebu bisa beralih ke pasar saham dengan kontrak derivatif.
Harga saham perusahaan A diperdagangkan pada harga pembukaan senilai Rp 250.000 per lembar saham pada tanggal 3 Desember 2020. Investor memiliki rencana untuk menahan penurunan saham perusahaan pada target harga Rp 200.000 dari keuntungan per lembar saham dari investasinya. Aksi lindung nilai atau hedging untuk posisi dari fluktuasi harga yang dapat merugikannya, maka investor bisa melakukan aksi jual diharga Rp 250.000 per lembar saham dari perusahaan A agar jika harga saham perusahaan A turun ke Rp 200.000 per lembar saham maka aksi jual pada kontrak derivatif tersebut sudah termasuk manajemen risiko yang digunakan dengan sistem derivative.
Saat perusahaan A mengumumkan atau merilis hasil pendapatannya pada tanggal 30 Desember 2020 dan hasil laporannya dibawah ekspektasi penghasilan dan berdampak pada penurunan nilai harga saham perusahaan A ke level harga Rp 200.000, sang investor pun berhasil mengunci keuntungan yang didapat dari nilai harga saham pada level Rp 250.000. Selisih Rp 50.000 akan menjadi keuntungan yang masuk kedalam rekening transaksi pada investasi saham derivatif yang berbeda dengan investasi saham fisik yang dimilikinya.
Investor bisa mengantisipasi penurunan harga setiap jelang rilis data penghasilan perusahaan yang akan dipublikasikan pada periode tertentu (triwulan). Derivatif inilah yang menjadi peluru utama untuk melindungi nilai saham fisik sekaligus untuk keperluan spekulatif dari fluktuasi harga saham di bursa efek. Nah, itu dia pengertian derivatif yang harus dipahami. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
- Baca Juga : Auto Investing dalam Investasi Saham Modern
- Baca Juga : Istilah dalam Saham yang Perlu Kamu Ketahui